Cukup sampai di sini saja kisahnya.
Jangan meminta lagi tentang rasa.
Karena semua sudah tak ada.
Kini tinggal masing-masing mengukir cerita.
Berbeda tentu saja.
Dan untuk orang yang tak sama.
Karena kini waktu mulai bicara.
Pada embus angin yang rela.
Di balik gunung ini, kisah kita mulai berawal. Dan kuingin, kisahnya tak akan berakhir. Tapi takdir berkata lain. Hingga hari ini pun datang, hari dimana semua kisah harus diakhiri. Tapi satu yang harus kamu ketahui disini ada hati yang selalu bersamamu. Dan mulai sekarang, biarkan waktu yang meneruskan bagiannya.
Andai saja waktu dapat aku putar kembali, aku ingin kisah ini takkan pernah berakhir secepat ini, walaupun harus berakhir biarlah berakhir dengan semestinya. Sudah banyak kisah yang telah dilalui, sekarang giliranku untuk mengenang cerita ini. Kisah yang dimana kau dan aku hampir menjadi KITA.
Karena hati itu dipilih, bukan memilih. Bertahan atau melupakan itu terserah hatimu. Hatimu yang tau. Memang hati sudah memilih, tapi jangan pernah melupakan cerita disaat kau dan aku pernah tertawa bersama. Karena dibalik setiap tawa selalu ada cerita yang istimewa. Maka tak akan kulupa walau waktu memaksa tuk melupa. Jika memang waktu memaksamu untuk melupakan semua, cuma satu pesanku "jangan lupa bahagia".
Karena kau salah satu alasanku untuk bahagia, maka kau selalu jadi tokoh utama. Jika memang aku alasan utamamu bahagia, maka jangan pernah berdiri di belakangku karena kamu bukan Tuhan ku, tapi berdirilah disampingku karena kamu penyemangatku. Marilah berjalan bersama, saling menguatkan tanpa saling mematahkan.
Aku tak merencanakan untuk mencintaimu, tapi aku bahagia melakukannya. Karena bahagia bukan hanya karena mencinta. Ada saatnya kau harus melepaskan seseorang, bukan karena tidak mencintainya, tetapi demi menjaga hati kita sendiri agar tidak terluka lagi oleh sikap yang sama dan orang yang sama. Dan juga tak ingin melukai hati yang lain.
Mencintaimu adalah bahagia dan sedih, bahagia karena memilikimu dalam kalbu, sedih karena kita sering berpisah. Merindukanmu adalah kewajiban dan larangan, kewajiban untuk selalu memikirkanmu dan larangan untuk berharap padamu. Orang berubah, perasaan berubah. Itu bukan berarti bahwa cinta yang pernah sekali kita bagi tidak benar dan nyata.
**Collaboration
Tidak ada komentar:
Posting Komentar