Semua tau tentang hujan. Tentang rintik air yang jatuh dari langit, tentang air yang membasahi bumi, dan tentang kenangan yang ikut hanyut terbawa. Semua paham kalau hujan itu kesedihan. Mengobrak-abrik luka yang lama terpendam. Mencari setiap inci kehidupan yang bahagia. Tapi setiap alirnya, hanya ada duka dan kesedihan.
Orang bilang hujan adalah anugerah. Memang benar, tapi sebagian orang tak pernah melihat sisi bahagia dari hujan.
Di samping keping-keping ingatan yang berjejer acak memenuhi rongga pikiran, hujan selalu menyenangkan. Aroma yang dihasilkan begitu menenangkan, bahkan hadirnya pun selalu dinantikan.
Hujan. Ia pembawa kehidupan, obat tidur yang paling tidak berbahaya, kesegaran alami tanpa batas, dan sisa-sisa mendungnya ketika disambut mentari akan mencipta pelangi. Yang sering mereka sebut akhir sebuah cerita bahagia.
Jadi, di manakah letak hujan di hatimu? Apakah luka? ataukah suka? Kalau aku tak pernah mempermasalahkannya. Karena hujan bagiku adalah luka dan suka. Karena jika mereka berdua saling mengisi, maka akan ada keajaiban rasa yang sejati.
Tapi, jangan pernah bilang aku menyukai hujan, ataupun membenci hujan. Karena ketika ia datang aku tak pernah berguyur dengannya, tapi aku juga selalu menantikannya. Entah, bagiku hujan itu menenangkan. Entah dari dekat atau jauh aku melihatnya. Hanya melihat, tanpa mau berjabat dengannya. Begitulah hujan di hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar