Sabtu, 11 Juli 2020

Tanpa Alasan

Mungkin saja, jika fajar tak segera bertamu pagi ini. 
Aku tak akan berhenti larut dalam dimensi tentangnya.
Tentang segala kenang yang tak pernah sekalipun absen untuk mengejekku.

Bersamaan dengan genangan sisa hujan semalam, aku curahkan sesal pada sang surya.
Karena bagaimana bisa aku terjaga semalaman hanya perkara rindu yang tak bertuan,
hanya karena rasa dalam diam,
yang diam-diam dengan tidak sopannya mengutuki diriku
yang masih saja kalah olehnya.

Oleh semua yang ada pada dirinya,
semua kisah yang melekat dalam kisah-kisah bersamanya.
Oleh dia, yang menjadi tempatku pulang kala itu.
Oleh dia, yang kini telah menjadi rumah tetap
untuk tamu yang baru saja datang
karena undangan darinya.

Sedangkan aku,
tak lagi dipedulikan dan dibiarkan hanya sekedar singgah
tanpa ingin dicegah pergi.

Dan rintik hujan semalam juga tahu,
bagaimana aku pernah sebegitu berharga dalam ceritanya,
menjadi bagian termanis untuk dongeng di hadapan teman-temannya.

Di mana sekarang letak keindahan itu?
Hal yang selalu dia janjikan setiap kali menatap mataku.

Bukankah dulu kami begitu manis?
Bahkan angin malam saja cemburu oleh kata-kata indah
yang keluar dari mulutnya.

Ah sudahlah.
Mangingat masa lalu yang sudah tak seindah dulu selalu menyakitkan bukan?
Baiklah,
lebih baik sekarang kembali berbincang
dengan debu-debu halus yang terbawa cahaya mentari memasuki
jendela kamarku.
Aku tak mau lagi membuat mereka menunggu.

Jadi, selepas hujan semalam aku berjanji
pada awan mendung yang sudah tidak kelihatan kelabu,
yang ada hanya gelap, sunyi, dan sendu.

Aku bisikan pada mereka.
Aku tak akan lagi terikat olehnya, aku akan melepaskannya,
seperti waktu dia melepaskanku dengan tergesa saat itu.

Bersamaan dengan senyum rembulan yang mengintip malu,
aku berdoa,
mendoakan namanya agar tak sesakit aku.
Karena aku tahu, sakitnya berpisah dengannya tanpa alasan, seperti waktu itu.
Dan sang fajar tiba-tiba tersenyum padaku, mengaminkan janjiku
yang semoga terwujud di suatu waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Fra, Sekali Lagi

Sudah lama aku berjanji tak akan menulis tentangmu lagi, tapi setiap kali hujan jatuh di awal Oktober, namamu selalu lolos dari ingatanku ya...