andaikan waktu terlambat sejenak
kuakan menunggumu kala itu
sejak terakhir pandangan sosokmu
tak pernah lagi ku terlewatkan
walaupun goresan kata telah meraja
kertas kusut bertebaran ramai
tinta merah telah berganti biru
dan lembaran kosong tak tersisa lagi
memori rimbamu masih mengarat
bagaikan besi yang tak pernah suci
gairah indah pesona kehadiranmu
membuat tubuhku dingin bak dinding
nadi tak mampu lagi berlalu
detak jantung bak estafet kasih
napaspun seperti puluhan cabai beradu
begitulah diri bak pemeran utama
jatuh tapi selalu ingin diulang
tersandung namun tak ingin bangkit
menyeret bagai menari pita
berpapasan seperti merah senja
aku bagai mimpi semalam
ketika tangan tergores sekejap
walaupun sesaat tapi banyak tertinggal
seakan detik itu pun kuhapus
agar semua tak pernah ada
karena kutakut tercerita elegi
bagaikan pedih kisah lalu ku
tak boleh terulang bahkan kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar