Saat di mana kamu menyimpan rasa pada seseorang, namun kamu tak mampu mengungkapkannya. Karena sebuah hubungan persahabatan yang telah terjalin lama antara kalian. Bahkan kini sahabatmu sendiri adalah pemiliknya. Entah apa yang saat itu kamu rasakan saat pertama kali mendengar kabar mengejutkan itu.
Apakah kamu akan membenci sahabatmu? Ataukah kamu mengutuk diri sendiri karena mencintai kekasih sahabat sendiri? Semua pilihan itu adalah salah. Kamu tidak perlu membenci sahabat bahkan dirimu sendiri. Karena perasaan itu tak pernah salah, hanya saja tepat atau tidaknya suatu perasaan datang yang tidak benar. Mungkin sekarang kamu akan membayangkan, apa yang terjadi jika sejak dulu kamu menyatakan perasaanmu? apakah semua akan berbeda? Ya. Tentu. Tapi bukan berarti akan sesuai dengan yang kamu inginkan.
Andai saja kamu bisa memanipulasi hidupmu, menciptakan cerita sesuai keinginanmu. Mungkin kamu benar-benar manusia egois. Bersyukurlah, bahwa kemampuan itu adalah hal yang mustahil. Skenario yang terjadi di dunia ini telah diatur sedemikian rupa. Tentang siapa orang yang pantas kamu cintai, dan siapakah sosok itu? Kamu akan temui jawabannya, kala waktunya tiba. Lalu bagaimana dengan kisah pahit yang terjadi sekarang? Ketika perasaan hanya tertuju pada satu orang yang telah mencintai orang lain.
Sakit memang, tapi apakah kita akan kalah dengan hati? Hati memang pusat dari segala keinginan diri. Sesuatu yang sesuai dengan diri diciptakan dari hati. Cerita suka duka terwujud karena hati. Tapi hati juga penyebab sakitnya diri, penyebab lemahnya jiwa, bahkan pemicu hilangnya semangat hidup. Kala ia lemah, keinginan untuk pergi dari dunia sangat besar. Maka kita tak boleh kalah dengan hati. Tapi jangan juga berperang dengan hati. Karena itu lebih berbahaya dari mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar